Peta Image Sosial Budaya

Desa Pagutan

  1. Nyongkolan

Tradisi Nyongkolan adalah prosesi budaya tradisional di Lombok yang merupakan bagian dari upacara pernikahan. Dalam prosesi ini, kedua mempelai diarak melewati perkampungan, ditemani oleh keluarga dan teman-teman, sebagai bentuk pengumuman pernikahan mereka kepada masyarakat. Nyongkolan diiringi oleh musik, tarian, dan pakaian tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Sasak. Salah satu elemen khas dalam prosesi ini adalah iringan musik tradisional menggunakan gendang beleq, yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘gendang besar’.

  1. Kantor Desa

Kantor Desa merupakan pusat administrasi Desa Pagutan sekaligus menjadi pusat pelayanan ketika warga membutuhkan layanan terkait administrasi. Kantor Desa Pagutan memiliki Aula yang menjadi tempat mengadakan rapat desa, sosialisasi, maupun acara lain yang membutuhkan ruangan formal. Selain itu, di tepat di depan kantor desa terdapat lapangan yang sering digunakan untuk apel pagi rutin, festival, atau kegiatan lainnya.

  1. Masjid

Masjid-masjid di Desa Pagutan memiliki banyak fungsi. Masjid sering menjadi tempat pengajian yang dilakukan secara rutin. Pengajian rutin dilakukan setiap minggu dan pada beberapa hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj dan Ramadhan. Selain itu, pada beberapa kesempatan, Masjid besar di Pagutan juga melaksanakan diskusi santai dan refleksi akhir tahun yang turut mengundang seluruh warga dan berfungsi menjadi forum berdiskusi. Selain menjadi tempat ibadah bagi umat muslim, masjid juga menjadi tempat musyawarah menggantikan balai dusun ketika terdapat perihal yang perlu didiskusikan.

  1. Lapangan Pagutan

Lapangan yang sudah dihibahkan menjadi milik bersama ini merupakan lapangan yang diperuntukkan menjadi tempat berkumpul warga desa pada kegiatan-kegiatan besar seperti acara peringatan kemerdekaan pada 17 Agustus tiap tahunnya. Lapangan ini juga memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi tempat berjualan bagi UMKM.

  1. Pengrajin Alang Alang

Kerajinan alang alang merupakan salah satu komponen dari berugak atau gazebo. Alang alang yang sudah dikeringkan dan diolah kemudian disatukan menjadi atap yang dapat bertahan hingga 5 tahun. Desa Pagutan memiliki sejumlah dusun yang menjadi sentra pembuatan atap alang alang, seperti Dusun Lendang Gocek, Genteng, dan Tunjang. Kerajinan alang alang yang diproduksi di Desa Pagutan menarik pembeli dari banyak daerah di luar Lombok hingga mancanegara, seperti Bali, Bandung, hingga Maldives.

  1. Isra’ Mi’raj

Masyarakat di Desa Pagutan mengadakan kegiatan untuk memperingati salah satu hari besar Islam yaitu Isra’ Mi’raj. Kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj ini dilakukan secara bergantian dari satu masjid dusun ke masjid dusun lainnya. Kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj berisi berbagai rancangan kegiatan seperti pengajian dan dilanjutkan dengan makan bersama.

  1. Tahlilan

Tahlilan di Desa Pagutan dilakukan selama beberapa kali semenjak seseorang meninggal dunia, yaitu peringatan 3 hari, 5 hari, 7 hari, 9 hari, 100 hari, dan 1000 hari. Rangkaian kegiatan tahlilan terdiri dari pembacaan doa bersama kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.

  1. Begawe

Begawe dalam istilah Sasak memiliki arti ‘bekerja’. Begawe merupakan tradisi syukuran yang dilakukan masyarakat suku Sasak di Lombok. Tradisi ini dilakukan untuk merayakan berbagai acara, seperti pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Ketika begawe, masyarakat sekitar berbondong-bondong mengunjungi rumah pemiliki gawe atau acara sambil membawa alat dan bahan yang diperlukan untuk memasak dalam porsi besar. Tradisi ini merupakan bentuk gotong royong dan kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat guna mempererat hubungan sosial dan menjaga solidaritas. Salah satu menu makanan yang sering disajikan ketika begawe adalah sayur ares.